Tanda-Tanda Kiamat
Bersama Pemateri :
Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas
Tanda-Tanda Kiamat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas pada Sabtu, 24 Al-Muharram 1442 H / 12 September 2020 M.
Ceramah Agama Islam Tentang Tanda-Tanda Kiamat
Sekarang kita masuk poin yang yang ke-26 tentang tanda-tanda kiamat. Tanda-tanda kiamat ini dibahas oleh para ulama karena berkaitan dengan iman kepada yaumul akhir. Masalah iman kepada yaumul akhir adalah rukun iman yang ke-5 yang wajib diimani oleh setiap muslim dan muslimah. Makanya Nabi sering menyebutkan tentang iman kepada Allah dan iman kepada yaumul akhir. Dan Allah juga menyebutkan di dalam surat Al-Baqarah ayat 177:
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
“Bukannya kebaikan itu engkau menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tapi kebaikan itu ialah beriman kepada Allah dan hari akhir...” (QS. Al-Baqarah[2]: 177)
Allah juga menyebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 232:
ذَٰلِكَ يُوعَظُ بِهِ مَن كَانَ مِنكُمْ يُؤْمِنُ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
“Yang demikian dinasihati kepada orang diantara kalian yang beriman kepada Allah dan hari akhir.” (QS. Al-Baqarah[2]: 232)
Adanya tanda kiamat adalah agar manusia bersiap-siap dengan melakukan amal-amal shalih. Karena kiamat adalah sesuatu kepastian, maka nama-nama kiamat banyak sekali Allah sebutkan dalam Al-Qur’an. Diantaranya Allah sebutkan dengan kalimat As-Sa’ah:
إِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا
“Sesungguhnya kiamat itu pasti akan terjadi.” (QS. Ghafir[40]: 59)
Allah menyebutkan dengan Yaumul Ba’ts, Yaumud Din, Yaumul Hasra (hari penyesalan), Ad-Darul Akhirah, Yaumul Fashl, Yamul Hisab, Yaumul Wa’id, Al-Waqiah, Al-Haqqah, Ath-Thamatul Kubra, Ash-Shakhkhah, Al-Azifah, Al-Qariah, Al-Ghasiyah dan yang lainnya. Nama-nama ini banyak Allah sebutkan supaya manusia ini sadar bahwa kiamat pasti terjadi dan dia harus mempersiapkan diri untuk itu.
Diantara hikmah disebutkan tanda-tanda kiamat di dalam kitab-kitab aqidah karena adanya orang-orang yang menolak tanda-tanda kiamat dengan alasan bahwa hadits-hadits tentang tanda kiamat adalah hadits ahad (hadits yang diriwayatkan dari satu atau dua rowi yang tidak sampai pada derajat hadits mutawatir), tidak bisa dipakai sebagai hujjah. Ini sesat, pemahaman ini awalnya adalah dari mu’tazilah kemudian diikuti dengan yang lainnya.
Kita wajib menerima hadits Nabi selama itu shahih meskipun ahad. Karena ini semua yang datang dari Rasulullah wajib kita ambil.
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah.” (QS. Al-Hasyr[59]: 7)
Ada juga yang menolak dengan akal mereka. Kejadian hari kiamat menurut mereka tidak masuk akal sehingga mereka tolak. Ini semua sesat.
Orang beriman wajib mengimani tentang tanda-tanda kiamat. Hal ini adalah keluarbiasaan yang Allah berikan dengan kekuasaan Allah, karena Allah Maha Berkuasa. Banyak kejadian luar biasa yang disebutkan nanti dalam tanda-tanda kiamat. Dan yang saya sebutkan di sini adalah tanda-tanda kiamat yang besar. Seperti dibenamkannya manusia, adanya dukhan, adanya dajjal, adanya ya’juj wa ma’juj, terbitnya matahari dari barat, api yang menggiring manusia, turunnya Nabi ‘Isa dan yang lainnya. Ini semua adalah keluarbiasaan untuk menunjukkan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau hal ini bisa terjadi, tentu kiamat lebih mudah lagi bagi Allah, karena Allah Yang Maha Berkuasa.
Tentang datangnya hari kiamat, maka tidak ada seorang pun yang mengetahui, baik Malaikat, Nabi, maupun Rasul, masalah ini adalah perkara yang ghaib dan hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala sajalah yang mengetahuinya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi yang shahih.
Jadi tentang adanya kiamat, tidak ada yang tahu. Tidak boleh seseorang kemudian meramal umur manusia atau umur dunia. Ini masalah ghaib, tidak ada yang tahu. Allah tidak menyebutkan dalam Al-Qur’an, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga tidak menyebutkan. Maka kita cukup mengimani saja, jangan meramal.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka bertanya kepadamu tentang kiamat: ‘Kapankah terjadinya.’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya penge-tahuan tentang hari kiamat ada pada Allah, tetapi ke-banyakan manusia tidak mengetahui.’” (Al-A’raaf[7]: 187)
Artinya di sini orang pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang kapan terjadi kiamat. Dan jawaban ini sudah cukup. Ilmunya di sisi Allah, tidak ada yang tahu. Datangnya dengan tiba-tiba, makanya kita harus mempunyai persiapan. Ketika diberikan tanda kiamat, berarti sudah dekat hari kiamat ini.
Allah juga berfirman:
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
“Manusia bertanya kepadamu tentang hari kiamat. Katakanlah: ‘Sesungguhnya ilmu tentang hari kiamat itu hanya di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (Al-Ahzaab[32]: 63)
“Dekat waktunya,” bukan berarti setahun dua tahun. Ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan tentang kiamat, Nabi sebutkan: “Aku diutus dihadapan kiamat.” Antara Nabi dengan sekarang ini sudha 1.500 tahun. Dan Nabi tidak tahu kapan terjadi kiamat.
Ketika Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam bertanya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
…فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ؟
“Kabarkanlah kepadaku, kapan terjadi Kiamat?”
Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab:
مَا الْمَسْئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ.
“Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya.” (HR. Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
Artinya dua-duanya sama-sama tidak tahu. Jibril tidak tahu, Nabi Muhammad juga tidak tahu ‘Alaihimush Shalatu was Salam.
Meskipun waktu terjadinya hari kiamat tidak ada yang mengetahuinya, akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberitahukan kepada RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang tanda-tanda kiamat tersebut. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan kepada ummatnya tentang tanda-tanda kiamat. Para ulama membaginya menjadi dua: (pertama) tanda-tanda kecil dan (kedua) tanda-tanda besar.
Tanda-tanda kiamat kecil
Tanda-tanda yang kecil sangat banyak dan sudah terjadi sejak zaman dahulu dan akan terus terjadi. Di antaranya adalah wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, munculnya banyak fitnah, munculnya fitnah dari arah timur (Iraq), timbulnya firqah khawarij, munculnya orang-orang yang mengaku sebagai Nabi (sudah 30 orang), hilangnya amanah, diangkatnya ilmu dengan diwafatkannya para ulama, merajalelanya kebodohan, banyaknya perzinaan, banyaknya orang yang bermain musik, banyak orang yang minum khamr (minuman keras) dan merebaknya perjudian, masjid-masjid dihias, banyak bangunan yang tinggi, budak melahirkan tuannya, banyaknya pembunuhan, banyaknya kesyirikan, banyaknya orang yang memutuskan silaturrahim, banyaknya orang yang bakhil, wafatnya para ulama dan orang-orang shalih, banyaknya orang yang belajar kepada ahlul bid’ah, banyaknya wanita yang berpakaian tetapi telanjang,dan lain-lainnya.
Banyak sekali dalil tentang hal ini, di antaranya sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
اُعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ: مَوْتِيْ، ثُمَّ فَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ، ثُمَّ مُوْتَانٌ يَأْخُذُ فِيْكُمْ كَقُعَاصِ الْغَنَمِ، ثُمَّ اسْتِفَاضَةُ الْمَالِ حَتَّى يُعْطَى الرَّجُلُ مِائَةَ دِيْنَارٍ فَيَظَلُّ سَاخِطًا، ثُمَّ فِتْنَةٌ لاَ يَبْقَى بَيْتٌ مِنَ الْعَرَبِ إِلاَّ دَخَلَتْهُ، ثُمَّ هُدْنَةٌ تَكُوْنُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ بَنِي اْلأَصْفَرِ، فَيَغْدِرُوْنَ فَيَأْتُوْنَكُمْ تَحْتَ ثَمَانِيْنَ غَايَةً، تَحْتَ كُلِّ غَايَةٍ اِثْنَا عَشَرَ أَلْفًا.
“Perhatikanlah enam tanda-tanda hari kiamat: (1) wafatku, (2) penaklukan Baitul Maqdis, (3) wabah kematian (penyakit yang menyerang hewan sehingga mati mendadak) yang menyerang kalian bagaikan wabah penyakit qu’ash yang menyerang kambing, (4) melimpahnya harta hingga seseorang yang diberikan kepadanya 100 dinar, ia tidak rela menerimanya, (5) timbulnya fitnah yang tidak meninggalkan satu rumah orang Arab pun melainkan pasti memasukinya, dan (6) terjadinya perdamaian antara kalian dengan bani Asfar (bangsa Romawi), namun mereka melanggarnya dan mendatangi kalian dengan 80 bendera atau kelompok besar pasukan. Setiap kelompok itu terdiri dari 12 ribu orang.” (HR. Bukhari)
Nabi juga bersabda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا.
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: diangkatnya ilmu (diwafatkannya para ulama Ahlus Sunnah), tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, dan merajalelanya perzinaan.” (HR. Bukhari)
Tanda-tanda kiamat besar
Kemudian munculnya tanda-tanda yang kedua, yaitu tanda-tanda kiamat yang besar sebagai tanda telah dekatnya hari kiamat. Penulis khususkan pembahasan tentang sebagian tanda-tanda kiamat yang besar, karena ada sebagian orang (golongan) yang menolak tentang tanda-tanda kiamat besar berdasarkan akal, ra’yu dan hawa nafsu. Padahal para ulama Ahlus Sunnah sudah membahas permasalahan ini dalam kitab-kitab tafsir, kitab-kitab hadits, dan kitab-kitab aqidah mereka.
Pembahasan mengenai permasalahan ini mengikuti jejak para ulama Ahlus Sunnah dalam kitab-kitab mereka, seperti dalam kitab Syarhul ‘Aqiidah ath-Thahaawiyyah dan kitab-kitab yang lainnya.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengimani tentang adanya tanda-tanda kiamat yang besar seperti keluarnya Imam Mahdi, Keluarnya Dajjal, turunnya Nabi ‘Isa ‘Alaihissallam dari langit, Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat, dan yang lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا ۗ قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ
“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan Malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Rabb-mu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Rabb-mu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggu-lah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu.’” (Al-An’aam: 158)
Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download Mp3 Kajian Tentang Tanda-Tanda Kiamat
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49020-tanda-tanda-kiamat/